Cara Efektif Perusahaan Dalam Menghadapi Karyawan Milenial

 

Odoo image and text block

Sebuah Bagian Subtitle

 Kehadiran generasi milenial Indonesia di dalam dunia kerja memberikan warna tersendiri. Jumlahnya yang mencapai hampir setengah dari keseluruhan pekerja aktif di Indonesia, membuat cara kerja di perusahaan harus beradaptasi dengan karakteristik generasi milenial.

Hal tersebut penting dilakukan untuk memaksimalkan potensi mereka sebagai pekerja. Karena demi mencapai target perusahaan, lebih baik untuk mencari solusi “sama-sama menang” dibandingkan mempertahankan konsep kerja perusahaan yang konvensional. Berikut 5 Cara Efektif Perusahaan Dalam Menghadapi Karyawan Milenial:

 

 

1.       Ciptakan Lingkungan dan Suasana Kantor Yang Menyenangkan

Karena karyawan Milenial sangat aktif dan suka berinteraksi di media sosial maka buatlah suasa kantor yang nyaman, tidak kaku dengan adanya sekat-sekat atau partisi contohnya buatlah konsep seperti open office dimana tidak ada sekat antar meja-meja karyawan, biarlah terbuka dan dengan suasana santai agar mereka dapat bebas berinteraksi secara mudah.

Jika ada ruang lebih buatlah spot-spot menarik seperti ruang bersantai, snack gratis, bila perlu anggarkan untuk membuat beberapa fasilitas seperti fitness center, menyediakan makan siang gratis dengan konsep layaknya food court.

Konsep kantor seperti ini telah banyak digunakan perusahaan-perusahaan startup di Indonesia. Dimana karyawan Milenial mempunyai kebanggaan tersendiri bekerja di perusahaan yang berkonsep kekinian.

 

2.       Generasi Milenial Lebih Senang Jam Kerja Yang Fleksibel

Jam kerja yang berlaku untuk perusahaan di Indonesia selama ini, jam kerja dari pukul 9 pagi hingga 5 sore. Namun menariknya dilansir dari New York Post sekitar 57% karyawan kantoran modern di Amerika Serikat lebih produktif bekerja dari jarak jauh dan tidak dituntut wajib bekerja di kantor dalam waktu tertentu.

 

Studi ini dilakukan oleh OnePoll dengan merekrut kurang lebih 3.000 responden dari kalangan karyawan kantoran di Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Australia, Jerman, India, dan Selandia Baru. Dimana hasil penelitian ini mereka mengklaim bahwa adanya peningkatan produktivitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang menerapkan sistem kerja traditional. Manfaat lain yang dirasakan dari bekerja jarak jauh adalah kurangnya tekanan yang berlebih ketika di kantor. Karyawan juga merasa waktu istirahat akan fleksibel. Otomatis indeks stress karyawan akan menurun dan berujung pada hasil kerja yang lebih baik.

 

Dari hasil penelitian di atas dapat dijadikan referensi  bagi perusahaan untuk di implementasikan, yang tentunya disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Contohnya perusahaan membebaskan waktu kedatangan karyawannya, asalkan mereka tetap menghabiskan waktu 8 jam bekerja di kantor. Beberapa perusahaan startup di Indonesia karyawan di level tertentu sudah membebaskan bagi karyawannya untuk bekerja diluar kantor (by remote) asalkan semua tugas selesai sesuai waktunya dan target. Namun mereka wajib hadir di kantor misal dua kali seminggu.

 

3.       Jangan Jadi Boss, Jadilah Mentor

Karyawan Milenial tidak suka gaya kepemimpinan yang otoriter, kaku, berbasis struktur organisasi tradisional yang tertutup untuk menerima masukan dari bawahan. Jangan heran jika perusahaan dengan model gaya seperti ini karyawan Milenial akan memberikan respon kurang baik terhadap protokol yang strick terlebih atasan dengan gaya yang bossy.

 

Oleh karena itu tahap awal dalam menghadapi karyawan Milenial atasan  harus pintar-pintar dalam memposisikan ketika berinteraksi dengan mereka baik dalam hal pekerjaan ataupun diluar pekerjaan.  Atasan akan mendapatkan respek dari karyawan Milenial melalui konsistensi tindakan dan image profesional

 

Jika pekerja Milenial sudah berusaha namun target tidak tidak tercapai bantulah apa yang atasan bisa bantu untuk mereka mencapai target. Lakukan diskusi dengan mereka, apresiasi yang sudah dicapai dan bersama-sama koreksi apa yang perlu untuk mencapai target. Dengan ini karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan pencapaian kerja mereka yang akan datang.

 

4.       Peran Digitalisasi Sangat Penting

Teknologi dan generasi Milenial merupakan satu paket. Dunia digital tidak bisa terlepas dari generasi Milenial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter atau aplikasi  seperti Gojek, Tokopedia, Bukalapak dan masih banyak lagi.

 

Teknologi sudah merupakan gaya hidup para Milenial. Situs Forbes bahkan menyebutkan bahwa 65% generasi Milenial akan menolak tawaran pekerjaan jika perusahaan tersebut tidak memblok akses ke media sosial.

 

Oleh karena itu pertimbangkan mereka untuk lebih terkoneksi dalam teknologi seperti sistem pengelolaan karyawan yang serba otomatis, misalnya dalam hal absensi karyawan, klaim reimburse, pengajuan cuti, mengecek gaji secara online, semuanya terintegrasi dalam satu sistem HRD.

 

5.       Beri Mereka Kesempatan Untuk Berpendapat

Tak hanya menerima tugas, kritik, dan saran dari atasan, karyawan Milenial ingin pendapat dan saran mereka didengarkan dan diapresiasi oleh manajemen perusahaan. Ketika rapat atau evaluasi lakukanlah gaya komunikasi dua arah karena ide-ide mereka terkadang menjadi solusi yang tidak terpikirkan oleh perusahaan  sebelumnya.

 

Demikian semoga 5 cara di atas dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan Anda dalam menghadapi karyawan Milenial, semoga bermanfaat.