JURNAL PENYESUAIAN MENJADI HAL YANG SANGAT KRUSIAN UNTUK LAPORAN KEUANGAN ANDA
Accounting atau akuntansi memang memiliki peranan yang penting dalam keberlangsungan sebuah perusahaan atau bidang usaha. Bertanggung jawab untuk memastikan perusahaan telah mengurus segala keperluan keuangan. Seperti perpajakan dan laporan keuangan, profesi akuntan memang tidak boleh dipandang sebelah mata.
Sebuah Bagian Subtitle
Pasalnya, jika seorang akuntan melakukan salah perhitungan atau keliru dalam memasukkan data keuangan, hasil akhir laporan keuangan pasti akan tidak akurat dan menjadi tidak kredibel. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan bahwa kesalahan isi laporan keuangan dapat membuat kinerja perusahaan menjadi tidak maksimal.
Untuk itu, agar kredibilitas sebuah laporan keuangan senantiasa terjaga dan akurat, pegawai akuntansi diharuskan untuk menyusun jurnal penyesuaian saat membuat laporan keuangan. Penyusunan jurnal penyesuaian ini umumnya dilakukan disaat laporan keuangan telah memiliki seluruh data dan informasi yang akan dilaporkan.
Dengan begitu, semua data tersebut dapat diperiksa seluruhnya dan dapat direvisi jika terdapat kesalahan. Memiliki fungsi yang amat penting, penyusunan jurnal penyesuaian adalah satu hal yang wajib dilakukan akuntan dalam proses membuat laporan keuangan.
Untuk itu, bagi Anda yang masih belum memahami tentang apa itu jurnal penyesuaian dan bagaimana cara mencatat dalam jurnal penyesuaian, simak penjelasannya berikut ini.
- Apa Itu Jurnal Penyesuaian?
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, jurnal penyesuaian adalah sebuah jurnal yang berguna untuk membuat laporan keuangan memiliki informasi yang kredibel dan akurat. Hal inilah yang membuat seorang akuntan seringkali menyusun jurnal penyesuaian di tahap akhir pembuatan laporan keuangan.
Biasanya proses pembuatan jurnal penyesuaian dilakukan setelah pembuatan neraca saldo dan saat kertas kerja belum disusun. Pembuatan jurnal penyesuaian penting untuk dilakukan dalam menyusun laporan keuangan karena beberapa alasan.
Salah satunya adalah pemutakhiran atau updating pada beberapa akun yang ada di buku besar. Hal inilah yang kemudian menjadi prinsip akuntansi yang berbasis akrual, atau catatan keuangan saat uang ditagih dan diterima.
*Jenis Akun dalam Buku Besar yang Membutuhkan Penyesuaian
1. Akun Perlengkapan
Akun pertama yang memerlukan dibuatnya jurnal penyesuaian adalah akun perlengkapan. Jurnal penyesuaian perlu disusun dalam akun perlengkapan karena terdapat laporan pemakaian pada akun tersebut. Perlengkapan yang dimaksud pada akun ini adalah bahan atau barang yang dibeli untuk keperluan operasi perusahaan.
2. Akun Pendapatan
Penyesuaian pada akun pendapatan perlu dilakukan karena terdapat pendapatan yang masih belum diperhitungkan. Jurnal penyesuaian juga diperlukan pada akun ini karena terdapat penerimaan yang mungkin belum menjadi profit perusahaan, seperti piutang pendapatan. Nominal uang atau pendapatan yang masih akan diterima dan telah menjadi hak perusahaan inilah yang perlu dilakukan penyesuaian pada jurnal penyesuaian.
3. Akun Beban
Jurnal penyesuaian perlu dibuat pada akun beban karena ada beban yang masih belum mendapatkan perhitungan maupun pembayaran yang masih belum menjadi beban. Sebagai contoh adalah beban terutang, yakni beban yang masih perlu untuk dibayar oleh perusahaan.
4. Akun Pendapatan yang Diterima di Awal
Penyesuaian pada akun pendapatan yang diterima di awal perlu dilakukan karena umumnya pendapatan ini tidak diperbolehkan untuk dicatat sebagai sebuah pendapatan. Biasanya, pendapatan yang diterima di awal tersebut tercatat sebagai utang karena dianggap masih belum menjadi hak dari perusahaan.
5. Akun Beban yang Dibayar di Awal
Penyesuaian perlu dilakukan pada akun beban yang dibayar di awal karena tak jarang perusahaan yang membayarkan tagihan atau beban di awal. Dengan begitu, akuntan perlu menghitung jumlah beban yang perlu dilaporkan di periode laporan keuangan yang bersangkutan. Jadi, jurnal penyesuaian perlu dibuat pada akun jenis ini, sesuai dengan masa akhir periodenya.
6. Akun Aktiva Tetap
Jurnal penyesuaian perlu dilakukan pada akun aktiva tetap karena pada akun ini seringkali terjadi penyusutan. Jadi, pengurangan nilai pada sebuah aset tetap yang dimiliki oleh sebuah perusahaan perlu dihitung ulang oleh seorang akuntan.
Aktiva tetap atau fixed asset merupakan aktiva atau
segala kekayaan berupa benda atau hak yang dikuasai perusahaan, yang
penggunaannya melebihi satu periode laporan akuntansi. Contoh dari aktiva tetap
ini adalah bangunan, mesin, kendaraan, dan lain sebagainya yang nilai asetnya
selalu berkurang seiring berjalannya waktu.