Kekurangan Payroll Manual Yang Paling Sering Dirasakan Oleh Perusahaan
Sebuah Bagian Subtitle
Penggajian atau payroll manual dinilai lebih sederhana dibandingkan dengan software payroll. Padahal tidak demikian, payroll manual yang tampak sederhana tersebut menyimpan berbagai kekurangan yang merugikan dari sisi karyawan dan tim HRD. Kekurangan apakah yang dimaksud? Bagaimana cara untuk mengatasi kekurangan tersebut?
Kekurangan Payroll Manual
Ada beberapa kekurangan yang sangat terlihat jelas dari payroll manual, berikut kekurangan yang paling sering dirasakan oleh perusahaan:
1. Data Tidak Terintegrasi
Kekurangan pertama dari sistem penggajian manual adalah data karyawan yang tidak terintegrasi. Dalam perhitungan gaji karyawan manual, biasanya data absensi, cuti, cicilan, atau kompensasi lainnya dicatat dalam dokumen yang berbeda. Banyaknya dokumen seperti ini memiliki risiko salah perhitungan gaji.
2. Memakan Waktu dan Biaya
Proses manual yang birokratis dengan dokumen aset yang berbeda membuat proses perhitungan gaji bisa memakan waktu yang tidak sedikit.
Dalam sebuah penelitian, perhitungan gaji bisa memakan waktu rata-rata hingga sebelas menit per-karyawan. Bayangkan jika Anda memiliki ratusan karyawan, pekerjaan HR hanya terus berfokus pada hal-hal repetitif.
Penelitian yang sama juga memaparkan jika perusahaan menggunakan aplikasi gaji setidaknya dapat menghemat waktu hingga 10 menit per-karyawan.
Selain memangkas waktu, penggunaan software perhitungan gaji juga bisa memangkas biaya yang dikeluarkan. Salah satu contohnya adalah masih banyak perusahaan secara tidak sadar kecolongan arus kas-nya karena lalai dalam perhitungan kompensasi, cicilan, dan juga kasbon karyawan.
3. Perhitungan yang Tidak Komprehensif
Aturan pemerintah terkait pajak, BPJS, atau THR sangat dinamis bahkan di masa pandemi, pemerintah sudah berkali-kali memperbarui ketiga elemen penggajian tersebut salah satunya adalah relaksasi.
Dinamika peraturan pemerintah ini juga seringkali menyulitkan personalia atau HR dalam menentukan rumusan perhitungan gaji apalagi jika dilakukan dengan sistem manual.
Berbeda jika Anda menggunakan sistem perhitungan gaji otomatis di mana penyesuaian aturan pemerintah terkait perpajakan, BPJS, atau THR bisa dilakukan dengan mudah.
4. Risiko Human Error
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penggunaan software atau aplikasi perhitungan gaji menghindari adanya human error terutama dalam perhitungan gaji.
Selain perhitungan gaji, kesalahan yang sering dilakukan yaitu memperkirakan hari terakhir siklus penggajian, perhitungan lembur, perhitungan absensi, dan yang paling parah adalah pembayaran gaji tidak sesuai jabatan.
Dengan data HRIS terintegrasi, secara otomatis penggajian menyesuaikan dengan data karyawan yang tersimpan dalam sistem cloud. Hal ini sangat kecil kemungkinannya terjadi kesalahan misklasifikasi dalam penggajian.
5. Tidak Transparan
Slip gaji dan absensi adalah dua aspek penting terutama dalam rangka memenuhi hak sebagai karyawan.
Sistem penggajian manual yang birokratis membuat karyawan kesulitan mengakses informasi terkait hak yang wajib diberikan perusahaan kepada karyawannya.
Dengan sistem penggajian otomatis, Anda bisa memberikan transparansi terkait informasi slip gaji dan juga hak-hak lainnya seperti perubahan absensi, waktu lembur, jatah cuti, dan juga waktu pemberian THR.
Selain transparansi, dengan sistem perhitungan gaji karyawan otomatis, memungkinkan perusahaan bisa mengatur keluhan-keluhan karyawan dengan baik.
Menampung dan mengatur keluhan karyawan merupakan upaya perusahaan untuk meningkatkan employee engagement. Di mana semakin tinggi engagement karyawan, maka kemungkinan karyawan produktif dan loyal semakin besar.
Transisi ke sistem otomatisasi perhitungan gaji atau software payroll mampu memberikan kemudahan tak terbatas terutama dalam pengelolaan karyawan.
Sistem perhitungan gaji otomatis bukan hanya berfungsi sebagai alat perhitungan gaji namun lebih daripada itu, Anda juga bisa mengatur pengeluaran perusahaan seperti reimbursement, kasbon, pinjaman, dan juga pembayaran gaji.