Tips Cerdas Mengelola Gaji Saat Pandemi
Salah satu masalah yang dihadapi oleh hampir semua orang saat ini adalah manajemen keuangan yang relatif sulit dilakukan pada saat kondisi pandemi Korona dan resesi global. Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia memaksa orang untuk mengkarantina diri sendiri di rumah. Di beberapa negara, karantina ini dilakukan secara massal dan wajib yang lebih popular dengan istilah lock down. Sebagian besar negara dinegara di Asia melakukan ini. Orang tidak bisa meninggalkan rumah apalagi mencari nafkah.
Sebuah Bagian Subtitle
Untuk pegawai swasta atau pegawai negeri, karantina sendiri di rumah tidak sulit. Dengan keputusan untuk WFH orang masih dapat bekerja dari rumah. Mereka mendapat gaji setiap bulan dan mampu memenuhi kebutuhan selama karantina. Tetapi tidak semua orang memiliki penghasilan tetap. Orang yang bekerja dengan penghasilan harian, wiraswasta, atau paruh waktu akan mengalami kesulitan. Inilah sebabnya mengapa kiat keuangan dari perencana keuangan akan sangat membantu mengatasi kondisi seperti ini. Berikut ini akan saya rangkum Tips cerdas mengelola Gaji saat pandemic :
1) Jangan pernah skip hitung seluruh pendapatan bulanan
Sebelum mengetahui cara mengatur keuangan keluarga secara tepat, Anda harus mengukur kemampuan keuangan terlebih dahulu. Hitung seluruh pendapatan bulanan yang diperoleh dari gaji atau usaha yang dijalankan. Angka yang diperoleh sangat penting untuk menetapkan alokasi dana untuk setiap detail kebutuhan keluarga. Jangan sampai besar pasak daripada tiang atau pengeluaran lebih besar dari pendapatan.
2) Siapkan rencana belanja bulanan dari bulan sebelumnya
Agar pengeluaran keluarga terkontrol dengan baik sebaiknya Anda membuat rencana belanja bulanan dan menyiapkannya dari bulan sebelumnya. Pisahkan anggaran keuangan untuk kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan primer dalam sebuah keluarga terutama adalah makan, transportasi, biaya sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) anak di sekolah, tabungan, asuransi, cicilan rumah, cicilan mobil, tagihan listrik, air dan telepon.
3) Buat rumus anggaran untuk pos pengeluaran
Setelah rencana belanja disusun dengan menyisakan kebutuhan-kebutuhan prioritas utama yang harus dipenuhi dalam sebulan, maka Anda sudah bisa menetapkan anggaran dari setiap detail kebutuhan keluarga. Rencana anggaran pengeluaran tidak boleh melebihi kemampuan atau pendapatan keluarga dalam sebulan.
4) Evaluasi pengeluaran bulanan sesuai budget
Lakukanlah evaluasi pengeluaran bulanan agar sesuai dengan budget yang telah ditetapkan sebelumnya. Sisir setiap pos pengeluaran jika belanja bulanan melebihi budget yang direncanakan. Carilah solusi agar pembengkakan biaya tidak terjadi lagi di bulan berikutnya.
Salah satunya dengan melakukan substitusi dengan produk atau jasa sejenis yang harganya lebih murah. Sebagai contoh, jika harga daging sapi segar tengah naik, Anda bisa membeli daging sapi beku yang harganya lebih murah. Dengan demikian, Anda bisa tetap memenuhi kebutuhan protein bagi keluarga dengan biaya yang lebih hemat.
5) Kurangi belanja konsumtif dan hindari utang
Dalam berbelanja suatu produk juga jangan sampai hanya didorong oleh gengsi agar terlihat gaya di mata tetangga atau teman-teman di kantor. Belanjakanlah uang sesuai kebutuhan bukan semata-mata menuruti keinginan. Apalagi sampai berutang dengan membeli barang yang diinginkan. Sebaiknya hindari utang tambahan agar keuangan keluarga tetap terkendali.
6) Terapkan Gaya Hidup yang Sederhana
Turunkan gaya hidup Anda menjadi lebih sederhana (pertahankan jika itu sudah gaya hidup sederhana). Prioritaskan hanya pengeluaran dasar dan penting. Jaga keuangan Anda selama mungkin. Kami belum tahu seberapa jauh efek dari wabah COVID-19 akan terjadi. Dan salah satu cara untuk bertahan hidup adalah dengan menjaga agar pengeluaran tetap rendah untuk saat ini.
Itulah beberapa Tips cerdas mengelola gaji saat pandemi mulai sekarang pintar lah dalam menyadari kebutuhan, kewajiban dan keinginan. jangan sampai penyesalan datang dimasa juta karena ketika muda tidak membiasakan diri untuk menabung karena hanya lapar mata, barang yang tidak dibutuhkan ikut terbeli dan berujung penyesalan.